Rabu, 31 Juli 2013

PTFI, UI dan UNCEN Bersatu Mengembangkan Papua

Sebagai salah satu bentuk kontribusi perusahaan terhadap dunia pendidikan, dan atas dasar kesamaan komitmen bagi pembangunan dan pengembangan yang berkelanjutan di kawasan Papua, PT Freeport Indonesia (PTFI) menandatangani Nota Kesepahaman Kerjasama (MoU) dengan Pusat Kajian Papua Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia, dan Universitas Cenderawasih (UNCEN). Penandatanganan MoU dilakukan pada acara peresmian Pusat Kajian Papua (Papua Center) FISIP UI, pada 9 April lalu, di kampus UI Depok.
Nota Kesepahaman Kerjasama dengan Papua Center FISIP-UI dan Universitas Cendrawasih (UNCEN) ini ditanda tangani oleh Presiden Direktur PTFI Rozik B. Soetjipto, Direktur Eksekutif Papua Center FISIP UI Prof. Dr. Bambang Shergi Laksmono, M.Sc. dan Rektor UNCEN Drs. Festus Simbiak, M.Pd. Dukungan PTFI dalam kerjasama ini antara lain mencakup program satu tahun Papua Center yang meliputi: program pertukaran mahasiswa, kuliah tamu oleh dosen FISIP UI ke UNCEN, program pelatihan untuk staf akademis UNCEN, penyelenggaraan Pekan Budaya Kamoro, Pembuatan dan Publikasi buku Kamoro, serta mensponsori kegiatan-kegiatan Papua Center lain yang disepakati.
PACE-UI dibentuk oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UI dengan misi sebagai jembatan akademis dan budaya dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan mempromosikan budaya Papua. Sesuai dengan komitmen bersama untuk mengembangkan Papua dan menyadari pentingnya menggabungkan kemampuan dan sumber daya masing-masing pihak (Link & Match) guna memberikan kontribusi yang lebih signifikan bagi Papua, PTFI dan Papua Center - FISIP UI bersatu dalam ikatan MoU ini. Walaupun keberadaan Papua Center dibawah naungan FISIP UI, namun dalam prakteknya mengikutsertakan pula jurusan ilmu lainnya.
Dalam sambutannya, Prof. Dr. der Soz. Gumilar Rusliwa Sumantri Rektor UI mengatakan "Kami menghargai kerja sama dan dukungan PTFI untuk program-program Papua Center. Semoga program-program ini dapat diimplementasikan dengan baik dan lancar, serta hasil studi yang dilakukan Papua Center dapat memberikan perspektif lain dan menjadi masukan bagi pemerintah pusat dalam menjalankan pembangunan Papua", tutur Gumilar.
Dalam Nota Kesepahaman Kerjasama lain, PTFI dan UNCEN setuju untuk bekerja sama dalam program pengembangan pendidikan dan pelatihan bagi mahasiswa, guru, peneliti serta melakukan diseminasi informasi dari hasil studi yang disepakati. Drs. Festus Simbiak, M.Pd. Pejabat Sementara Rektor UNCEN memberikan tanggapan positif atas ditandatanganinya MoU ini. "Mempersatukan dua perguruan tinggi besar tidaklah mudah, kecuali disatukan oleh visi yang sama. Marilah kita melihat secara positif hubungan kerja sama ini, yang akan menjadi kekuatan baru bagi pembangunan di Papua", ujarnya.

Minggu, 28 Juli 2013

Pembangunan Infrastruktur

Dalam rangka peningkatan produksi PTFI menjadi 300.000 ton bijih per hari (300K) diperlukan lahan untuk membangun fasilitas penunjang baru dan perluasan fasilitas penunjang antara lain meliputi area pengendapan tailings (Ajkwa Deposition Area/ADA), yang meliputi area Amamapare/Cargo Dock, Pad XI, dan jalur transmisi pembangkit listrik. Areal tersebut seluas kurang lebih seluas 30.860 ha, merupakan ulayat masyarakat suku Kamoro sub-suku Nawaripi/Koperapoka dan sub-suku Tipuka kurang, yang perlu diproses pelepasannya. Berdasarkan Undang-Undang Pokok Agraria nomor 5 tahun 1960.
PT Freeport Indonesia (PTFI) telah mendukung pengembangan infrastruktur dasar di Kabupaten Mimika yang bisa memberikan dampak bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat lokal. Berbagai sarana dan prasarana yang telah dibangun di bidang kesehatan, pendidikan, ekonomi dan sarana umum tersebut ditujukan untuk mendukung akses pelayanan dasar yang layak bagi masyarakat, mempercepat proses penyerapan manfaat kegiatan pengembangan masyarakat, serta untuk mendukung keberlanjutan dari manfaat program tersebut bagi masyarakat lokal. Pembangunan infrastruktur tersebut dilakukan di dataran tinggi maupun di dataran rendah.

Sabtu, 27 Juli 2013

Kesehatan Di Mimika

Mimika merupakan salah satu kabupaten dengan pertumbuhan paling pesat di Indonesia. Wilayah yang tiga dasawarsa lalu menyokong hanya beberapa ribu orang yang tinggal di kampung-kampung terpencil dan saling terpisah jauh ini sekarang menjadi rumah bagi lebih dari 150.000 orang. Seiring banyaknya pemukim baru berdatangan dari tempat-tempat lain di provinsi ini dan dari seantero nusantara untuk mencari lapangan pekerjaan dan kesempatan, pertempuran melawan berbagai penyakit seperti malaria, TBC, dan infeksi yang bertransmisi secara seksual, termasuk HIV/AIDS, menjadi kian rumit. PT Freeport Indonesia sedang menangani tantangan-tantangan ini dengan cara mendukung program-program perawatan kesehatan yang bermutu. Kami juga telah mendukung studi-studi besar internasional untuk menangani malaria di daerah setempat.
Pada tahun 2008, Departemen Kesehatan Masyarakat dan Pengendalian Malaria Freeport Indonesia bekerja sama dengan LPMAK menyediakan pelatihan bagi staf Biro Kesehatan LPMAK dan sebuah ornop lokal untuk melaksanakan program pengendalian malaria di daerah-daerah terpencil di Mimika. Melalui transfer keterampilan dan pengetahuan kepada para mitra lokal, Freeport Indonesia berharap dapat meningkatkan keberlanjutan program kesehatan yang akan memberikan manfaat di masa datang.

Rabu, 03 Juli 2013

Pendidikan Lingkungan Freeport Indonesia

Freeport Indonesia mendukung suatu program yang aktif menjangkau masyarakat untuk membantu karyawan dan penduduk setempat menjadi lebih sadar lingkungan. Program ini memanfaatkan Daerah Percontohan Reklamasi Tanggul Ganda, ekosistem alami di sekitarnya, dan kegiatan yang terkait dengan lingkungan, seperti sarana laboratorium lingkungan dan sarana pengolahan limbah. Program ini difokuskan pada siswa dan guru, tetapi juga mencakup para pemangku kepentingan setempat lainnya, seperti karyawan, pejabat pemerintah, ornop setempat, media, dan anggota satuan keamanan pemerintah. Kegiatan peringatan Hari Bumi, Hari Lingkungan Sedunia, dan Hari Kota Bersih diikuti dengan bersemangat oleh masyarakat setempat.
Selama beberapa tahun ini, kami telah membantu melaksanakan Program Pendidikan Lingkungan di sekolah-sekolah di dekat areal Freeport Indonesia. Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Badan Pengelola Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup (BapedaldaBAPESDALH) Provinsi Papua sudah mengadopsi program ini untuk semua sekolah di Papua. Freeport Indonesia telah membantu dalam pengembangan kurikulumnya.